I really like this video!!!
Entri Populer
-
I really like this video!!!
-
Budaya Politik Parokial: Masyarakat Acuh? Budaya politik parokial merupakan budaya politik yang terdapat dalam suatu masyarakat, dima...
-
A. Budaya politik parokial (parochial political culture) Budaya parokial yaitu budaya politik yang terbatas pada wilayah tertentu bahk...
Selasa, 24 Juli 2012
Budaya Politik Parokial
A. Budaya politik parokial (parochial political culture)
Budaya parokial yaitu budaya politik yang terbatas pada wilayah tertentu bahkan masyarakat belum memiliki kesadaran berpolitik, sekalipun ada menyerahkannya kepada pemimpin lokal seperti suku.
Pada budaya politik parokial umumnya tingkat partisipasi dan kesadaran politik masyrakatnya masih sangat rendah. Hal tersebut disebabkan oleh poleh faktor kognitif, yaitu rendahnya tingkat pendidikan/pengetahuan seseorang sehingga pemahaman dan kesadaran mereka terhadap politik masih sangat kecil. Pada budaya politik ini, kesadaran obyek politiknya kecil atau tidak ada sama sekali terhadap sistem politik. Kelompok ini akan ditemukan di berbagai lapisan masyarakat.
Budaya politik parokial biasanya terdapat dalam sistem politik tradisional dan sederhana, dengan ciri khas spesialisasi masih sangat kecil, sehingga pelaku-pelaku politik belumlah memiliki tugas. Tetapi peranan yang satu dilakukan secara bersamaan dengan peranan lain aktivitas dan peranan pelaku politik dilakukan bersamaan dengan perannya baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun keagamaan.
Disebabkan sistem politik yang relatif sederhana dan terbatasnya areal wilayah dan diferensiasinya, tidak terdapat peranan politik yang bersifat khas dan berdiri sendiri-sendiri. Masyarakat secara umum tidak menaruh minat begitu besar terhadap objek politik yang lebih luas tetapi hanya dalam batas tertentu, yakni keterikatan pada obyek yang relatif sempit seperti keterikatan pada profesi.
Orientasi parokial menyatakan ketiadaannya harapan-harapan terhadap perubahan yang dibandingkan dengan sistem politik lainnya. Dengan kata lain bahwa masyarkat dengan budaya politik parokhial tidak mengharapkan apa pun dari sistem poltik termasuk bagian-bagian tehadap perubahan sekalipun. Dengan demikina parokialisme dalam sistem politik yang diferensiatif lebih bersifat afektif dan orientatif dari pada kognitifnya.
Dalam masyarakat tradisional di indonesia unsur-unsur budaya parokial masih terdapat, terutama dalam masyarakat pedalaman. Paranata, tata nilai serta unsur-unsur adat lebih banyak di pegang teguh daripada persoalan pembagian peran poltik. Pemimpin adat atau kepala suku dapat dikatakan sebagai pimpinan politik sekaligus dapat berfungsi sebagai pimpinan agama, pemimpin sosial masyarakat bagi kepentingan-kepentingan ekonomi. Dengan demikian nyata-nyata menonjol dalam budaya politik parokial ialah kesadaran anggota masyarakat akan adanya pusat kewenangan / kekuasaan politik dalam masyarakat.
Senin, 23 Juli 2012
Artikel Tentang Budaya Politik Parokial
Budaya
Politik Parokial: Masyarakat Acuh?
Budaya politik parokial
merupakan budaya politik yang terdapat dalam suatu masyarakat, dimana masyarkat
tersebut tidak memiliki partisipasi, bahkan tidak peduli sama sekali terhadap
perkembangan politik negaranya.
Masyarakat yang
memiliki budaya politik ini lazimnya tinggal di pedalaman yang menutup diri
terhadap perubahan social dan tidak mendapatkan pendidikan yang layak, sehingga
mereka cukup saja mewakilkan aspirasinya kepada kepala adat jika ada hal-hal yang berkaitan dengan event politik yang diselenggarakan oleh negara
misalnya pemilu, pilleg, pilkada dan sebagainya.
Dalam budaya politik parochial
terdapat integrasi antara pemimpin politik dengan pemimpin lainnya, misalnya
pemimpin agama, ekonomi, budaya. Seorang kepala adat memimpin segala hal tak
hanya politik ketika menjadi wakil masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya,
tapi sekaligus menjadi pemimpin agama pada upacara upacara keagamaan, pemimpin
ekonomi ketika mempertahankan hidup (survival) keluarga dan warganya dengan bertani,
berkebun, berburu, dan sebagainya. Juga sebagai pemimpin budaya yang harus
menjagaga adt istiadat supaya tidak dipengaruhi oleh budaya lain yang dapat
merusak kearifan local.
Sebagaimana telah
dijelaskan bahwa pendidikan yang rendah memicu budaya politik parochial semakin
kuat tertanam dalam keyakinan masyarakat. Sebenarnta tak hanya masyarakat
pedalaman, tak menutup kemungkinan juga masyarakat perkotaan jika tingkat
partisipasi politik miim bias dikategorikan memiliki budaya politik yang sama
dengan sebab yang berbeda.
Jika pada masyarakat
pedalaman budaya politik parokial terjadi terjadi karena kurangnya pendidikan
sehingga akses informasi terhadap pendidikan politik sangat minim, maka pada
masyarakat perkotaan justru sebaliknya, meskipun pendidikannya relative lebih
baik dan didukaung oleh sarana dan prasarana yang memadai untuk pendidikan
politik, justru karena informasi dari media cetak dan elektronik seputar
masalah politik Negara yang tak ada habisnya mengakibatkan masyarakat kota
menjadi hilang harapan (hopeless)
terhadap sistem politik yang sedang berjalan
Budaya politik parokial
rentan sekali dimanfaatkan, sebab sifatnya desentralisir. Di pedalaman, ketua
adat menjadi pemimpin politik masyarakat sekitarnya. Jika ketua adat berhasil
dirayu dengan uang, jabatan, dan lain-lain lalu siap mengarahkan masyarakatnya
untuk memilih seseorang atau suatu partai tanpa masyarakat ketahui terlebih
dahulu. Itulah kekurangan yang mungkin sering dimanfaatkan oknum tertentu.
Pemerintah memiliki
tanggung jawab ;ebih dalam mengubah budaya politik parochial ini supaya tingkat
partisipasi masyarakat dalam politik meningkat melalui peningkatan kualitas
pendidikan yang merata ke semua wilayah Indonesia terutama daerah-daerah
terpencil yang harus diprioritaskan. Diharapkan dengan meningkatkan kualitas
pendidikan bukab hanya partisipasi politik yang meningkat namun juga ekonomi, social,
dan budaya mengalami perkembangan.
Langganan:
Postingan (Atom)